Recent News

Selasa, 09 April 2013

        Secret Admirer

       Dina, ia adalah seorang cewek yang menurut teman-temannya adalah seorang yang pemalu. Dia pernah memendam perasaan kepada sorang lelaki yang memang populer disekolahnya, yaaaa.. namun dia hanya memendam perasaanya tersebut. Tentang perassaannya kepada si cowok itu hanya seorang temannya yang tau. Suatu hari ketika dia sedang bercanda di koridor bawah sekolahannya, si cowok yang dia sukai melewati koridor tersebut dengan gaya cool-nya sebut saja dia Rino . seperti biasa rino berjalan dengan diikuti beberapa cewek yang ngakunya sih adalah fans beratnya. Dina hanya bisa memandangi cowok impiannya tersebut karena dia sadar diri bahwa dia bukanlah siapa-siapa Rino.
         Jam bel pulang pun berbunyi, Dina dan Sofi temannya berggas untuk pulang kerumah. Dipertengahan jalan pulang dia bertemu dengan Reno, cowok yang memang daridulu suka dengan Dina. Seperti biasa dia selalu mencari perhatin didepan Dina. Dina hanya bersikap sewajarnya teman saja, karena memang dia menganggap Reno hanya sekedar teman biasa saja. Akan tetapi Reno selalu saja memaksa Dina untuk menerima cintanya, bhakan sampai-sampai Reno menembak Dina berkali-kali yahhh… tetap saja Dina kukuh dengan jwabannya “tidak”. Perjuangan Reno memang pantas diacungi jempol, karena sebagai cowok yang pernah pataha hati karena cinta ia termasuk cowok yang tidak mudah menyerah. Setiap pulang sekolah Reno selalu menghampiri Dina hanya untuk memastikan dia pulang dengan selamat. Sampai dirumah Dina lalu meletakkan tasnya keatas tempat tidur. Ibunya pun memanggilnya untuk segera makan siang. Dina hanya termenung dipinggir jendela kamarnya yang memang terletak dilantai dua rumahnya. Siang itu dia hanya mengawasi HP-nya dan selalu saja begitu. Dia selalu menunggu SMS atau Telepon dari Rino yaaah.. walaupun krmungkinan seperti itu hanya kcil bagi Dina. Tapi dia tetap setia mnantikan saat Rino bisa menghubunginya.
     
         Tiba-tiba air hujan menetes dari atas dan seketika mmbasahi jndela kamarnya. Sehingga terbentuklah embun dibangian dalam kaca jendelanya. Dengan gaya-gaya orang yang sedang galau dia menuliskan “ Dina Love Rino “ sebegitu cintanya dia dengan cowok impiannya itu. Waktu sekolah sudah tiba, seperti biasanya Dina selalu berangkat sekolah tepat waktu. Dia selalu menjadi “First Student” dikelasnya. Dia memang terkenal rajin disekolahnya. Setiap pagi dia selalu melaksanakan piket kelas walaupun itu bukan jadwalnya piket. Jam pelajaran beberapa menit lgi dimulai, Dina sudah duduk dibangkunya dan menyiapkan buku-buku pelajaran diatas mejanya. Kebalikannya, teman sebangkunya sekaligus teman yang selalu menemani dia hangout Merlin, selalu saja berangkat kesiangan. Ketika guru memarahi Merlin, Dina selalu saja membela temannya itu. Bisa dibilang mereka itu adalah Bestfriend. Jam pelajaran pertama telah usai sekarang adalah waktunya istirahat. Seperti biasa mereka berdua pergi bersama ke kantin sekolah. Lucunya, kadang makanan yang mereka beli pun sama. Memang sekilas terlihat lucu persahabatan mereka. Saat dikantin mereka bertemu dengan Rino, kali ini ada yang beda dari biasanya Rino hanya terlihat sendiri tanpa cewek-cewk yang sering menemaninya. Tak sengaja Rino menyenggol makanan yang Dina bawa akan tetapi dengan wibawanya Rino meminta maaf kepada Dina dengan bahasa yang sangat halus. Seketika Dina pun merasa melayang, perasaanya sudah nggak karuan kepada Rino. Sayang Dia hanya bisa memendam rasa bahagianya itu karena dia tidak ingin Rino tau akan perasaan yang dia punya. Sepanjang perjalanan pulang dia benar-benar nggak nyangka tentang apa yang telah terjadi tadi di Kantin. Dia benar-benar tidak menyangka kalau Rino bisa bersikap seperti itu kepadanya padahal Rino terkenal sebagai cowok yang paling jutek di sekolahnya. Sesampainya dirumah dia meletakkan tasnya dan kali ini beda karena tanpa disuruh pun dia menuju ke meja makan. Ibunya juga heran karena tidak seperti biasanya dia seperti itu. Bahkan saat meikmati makanannya pun dia terlihat senyum-senyum sendiri seperti orang yang sangat bahagia. Ibunya hanya bisa menduga-duga didalam hati. Setelah menghabiskan makanannya dia bergegas menuju kamarnya, kali ini dia langsung menuju tempat tidurnya dan langsung memeluk guling kesayangannya sambil memikirkan hal yang telah dia alami tadi siang yang membuatnya tersenyum sendiri hingga kini karena terlalu bahagianya. Tak sadar dia pn terlelap. Dalam tidurnya dia memimpikan Rino, dimimpinya dia menjadi kapten chers yang juga adalah pacar Rino. Sialnya, sebelum mimpi itu berlanjut dia dibangunkan oleh ibunya karena ada temannya yang datang kerumah. Yaaah… yang datang kerumah Dina ternyata Reno, Reno datang kerumah Dina untuk meminjam buku fisika Dina. Dengan setelah kesal kepada Reno karena telah mengganggu mimpi indahnya Dina bergeas kembali ke kamarnya untuk mengambilkan Reno buku fisika. Sebenernya Dina sudah tau kalau Reno kerumahnya hanya sekedar modus untuk bertemu dengan dia. Dengan tetap menjaga senyumnya Dina memberikn buku fisika tersebut kepada Reno.
       
          Setelah memberikan buku kepada Reno, Dina kembali kekamarnya. Akan tetapi ibunya kembali memanggilnya karena Reno masih ada di ruang tamunya. Dengan menjawab sedikit agak malas Dina kembali keruang tamu untuk menemui Reno. Dengan sedikit alasan Dina membujuk Reno untuk segera pulang, akhirnya Reno pun pulang dengan tanpa sedikitpun rasa marah kepada Dina. Semua orang memang mengenal Reno sebagai penyabar. Duh… sifat Reno memang patut diacungi jempol tapi ntah apa yang membuat Dina tidak pernah membuka hatinya sedikitpun untuk Reno. Hari berikutnya sepulang sekolah, Rino tiba tiba menghampiri Dina. Ternyata Rino mendekati Dina untuk meminta nomor HP nya. Dina sungguh tak menyangka kalau Rino akan meminta nomornya. Dengan semangat yang membara tertapi disembunyikan dia langsung memberikan nomornya tanpa ragu-ragu lagi. Sesampainya dirumah, ada message yang masuk ke HP nya. Setelah dibuka ternyata itu dari Rino. Wuaaaah.. betapa senangnya hati Dina yaaa.. walaupun hanya sekedar pesan yang berisi tentang pelajaran. Dalam pesannya Rino menanyakan tentang pelajaran matematika, yang memang itu udah jadi hal sepele buat Dina.
         Beberapa hari terlewati, lama-kelamaan pesan dari Rino sudah tidak hanya membahas tentang pelajaran lagi melainkan sudah menjurus kepada hal yang lebih rumit lagi, yaitu perasaan. Singkat cerita, ternyata Rino selama ini juga telah memendam perasaan yang sama kepada Dina. Betapa senangnya perasaan Dina karena mendapat pesan yang seperti itu dari Rino sang cowok idamannya. Suatu hari saat bertemu disekolahan Rino memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya kepada Dina langsung didepan Dina. “ Jadi, selama ini aku suka sama kamu. Aku cuma takut kamu nolak aku, jadi aku simpan aja perasaan ini dari kamu. Tapi percayalah, aku bener-bener suka dan sayang kamu. Kamu mau nggak jadi pacarku?” Itulah kata-kata yang diucapkan Rino kepada Dina. Setelah Rino berhenti mengucapkan kata-katanya Dina terlihat sangat bahagia dan dengan wajah yang berseri-seri dia mengatakan, “Sebenernya aku juga sayang sama kamu daridulu, Cuma aku juga takut ngungkapinnya jadi aku simpan dihati aja. Hmmm… Aku mau kok jadi pacarmu Rino!”. Terlihat wajah mereka berdua yang berseri-seri dan akhirnya pun mereka menjadi sepasang kekasih.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Enterprise Project Management